Penyakit usus buntu sering kali berujung pada tindakan operasi untuk mengatasinya. Penyakit ini menyebabkan peradangan pada usus yang dapat membengkak dan membutuhkan penanganan medis lebih lanjut.
Penyebab utama usus buntu adalah penumpukan feses yang mengeras, sehingga menyumbat rongga usus. Setelah itu, akan terjadi pembengkakan pada dinding usus yang mengalami penebalan.
Kondisi ini dapat terjadi karena beberapa faktor risiko, seperti yang dijelaskan di bawah ini:
1. Faktor Usia
Salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena usus buntu adalah usia. Penyakit ini umumnya terjadi pada individu berusia muda, yakni antara 10 hingga 30 tahun. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika anak-anak juga dapat mengalami usus buntu.
Faktor penyebab usus buntu meliputi kurangnya asupan cairan, ukuran usus buntu yang lebih panjang, dan adanya kotoran yang terjebak sehingga menyebabkan fekalit. Kondisi ini dapat mengakibatkan sakit perut karena feses tidak bisa keluar dan justru masuk ke bagian usus.
2. Faktor Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga juga dapat menjadi faktor risiko terjadinya usus buntu. Penyakit tertentu, terutama yang bersifat kritis, sering kali memiliki keterkaitan dengan riwayat keluarga. Jika ada anggota keluarga yang pernah mengalami usus buntu, risiko terkena penyakit ini juga meningkat.
Untuk mengurangi risiko, mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan usus buntu disarankan menjaga pola makan sehat, rutin berolahraga, dan cukup minum air putih untuk mencegah konstipasi dan menjaga fungsi sistem pencernaan dengan baik .
3. Faktor Kondisi Medis Tertentu
Kondisi medis tertentu juga dapat memicu terjadinya usus buntu. Misalnya, penebalan jaringan pada dinding usus dapat menyebabkan infeksi pencernaan, yang berpotensi berkembang menjadi usus buntu.
Selain itu, tumor di bagian perut yang tidak ditangani dengan baik dapat mengganggu fungsi usus dan organ lainnya, memperbesar risiko terjadinya usus buntu. Infeksi parasit seperti cacing kremi juga dapat menyumbat usus, yang pada akhirnya menyebabkan usus buntu .
4. Faktor Cedera pada Perut
Cedera pada perut juga dapat menjadi penyebab usus buntu. Trauma atau benturan keras di area perut dapat menimbulkan masalah yang bahkan dapat berkembang menjadi usus buntu.
Jika Anda pernah mengalami cedera serius pada perut dan merasakan gejala seperti nyeri pada perut bagian kanan, mual, muntah, demam, diare, perut kembung, dan disorientasi, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat .
5. Faktor Jenis Kelamin
Jenis kelamin juga dapat memengaruhi risiko terkena usus buntu, di mana laki-laki cenderung memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan wanita.
Namun, wanita juga bisa mengalami usus buntu jika memiliki kondisi kesehatan yang buruk atau faktor risiko lain yang mendukung terjadinya penyakit ini .
Bagi Anda yang memiliki risiko tinggi mengalami usus buntu, pencegahan dapat dilakukan dengan menjalani gaya hidup sehat. Selain itu, melindungi diri dengan asuransi kesehatan sangat dianjurkan, untuk memastikan Anda mendapatkan perawatan yang diperlukan jika harus menjalani operasi usus buntu.
Asuransi kesehatan dari Allianz dapat diandalkan untuk perlindungan menyeluruh, termasuk biaya operasi usus buntu, sehingga Anda terlindungi secara finansial ketika menghadapi penyakit ini.