Pernahkah kamu menemukan obat di rumah yang sudah berubah warna, tekstur, atau bahkan berbau aneh padahal belum habis masa kedaluwarsanya? Jika iya, bisa jadi cara penyimpanan obatmu belum tepat.
Banyak orang menyimpan obat di tempat yang dianggap praktis, seperti dapur atau kamar mandi, padahal lokasi-lokasi tersebut bisa mempercepat penurunan kualitas obat. Padahal, penyimpanan yang benar bisa membuat obat tetap aman dan efektif saat digunakan.
Mengapa Penyimpanan Obat Itu Penting?

Obat adalah zat kimia yang memiliki struktur aktif dan sensitif terhadap lingkungan. Suhu, kelembapan, maupun cahaya dapat memengaruhi kestabilannya. Ketika disimpan dengan cara yang salah, efektivitas obat bisa menurun bahkan berubah menjadi zat yang tidak aman bagi tubuh.
Menurut World Health Organization (WHO), sekitar 8–10% obat di dunia kehilangan khasiatnya akibat penyimpanan yang tidak sesuai standar suhu dan kelembapan. Bayangkan, kamu sudah mengeluarkan biaya dan mengikuti pengobatan dengan patuh, tapi hasilnya tidak optimal hanya karena salah tempat menyimpan obat.
Tempat yang Harus Dihindari
Banyak orang menaruh obat di dapur karena dianggap mudah dijangkau. Padahal, suhu di dapur sering berubah akibat aktivitas memasak. Kamar mandi juga bukan pilihan baik karena kelembapannya tinggi. Kelembapan dapat menyebabkan tablet atau kapsul menjadi lembek, sedangkan sirup bisa cepat rusak.
Hindari juga menaruh obat di dashboard mobil, tas, atau tempat yang terkena sinar matahari langsung. Suhu yang panas dapat mengubah bentuk kimia obat, membuatnya kehilangan efektivitas. Pilihlah tempat yang sejuk, kering, dan terlindung dari cahaya langsung, seperti lemari khusus atau kotak penyimpanan tertutup.
Tips Menyimpan Obat Berdasarkan Jenisnya
Tidak semua obat disimpan dengan cara yang sama. Berikut panduannya:
1. Obat tablet dan kapsul
Simpan dalam wadah aslinya, jangan dipindahkan ke tempat lain kecuali jika benar-benar diperlukan. Pastikan tutup botol rapat agar tidak terkena udara lembap.
2. Obat cair atau sirup
Sebagian besar harus disimpan di suhu ruang, tapi ada juga yang perlu disimpan di kulkas. Bacalah label kemasan dengan cermat. Jangan lupa, setelah dibuka biasanya obat cair hanya bertahan 7–14 hari.
3. Obat salep atau krim
Simpan di tempat sejuk, hindari sinar matahari langsung. Jika teksturnya berubah, sebaiknya jangan digunakan lagi.
4. Obat tetes mata atau hidung
Setelah dibuka, umumnya hanya bisa digunakan selama satu bulan. Pastikan selalu menutupnya rapat agar tidak terkontaminasi udara atau debu.
5. Obat yang perlu suhu khusus
Beberapa obat tertentu, seperti insulin, harus disimpan di lemari pendingin dengan suhu 2–8°C. Jika kamu ragu, tanyakan langsung pada apoteker di apotek terdekat untuk memastikan cara penyimpanan yang benar.
Apa Kata Penelitian tentang Stabilitas Obat?
Sebuah penelitian yang dipublikasikan di Journal of Pharmaceutical Sciences (2020) menyebutkan bahwa “penyimpanan obat pada suhu tinggi dan kelembapan berlebih dapat menyebabkan degradasi kimia hingga 30% lebih cepat dibandingkan kondisi ideal.”
Kutipan ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga kondisi penyimpanan agar obat tetap efektif bekerja di dalam tubuh. Jadi, sekecil apa pun perhatiannya, bisa berpengaruh besar terhadap keberhasilan terapi.
Cek Secara Berkala
Kamu juga perlu rutin mengecek isi kotak obat di rumah. Pisahkan mana yang sudah kedaluwarsa dan mana yang masih layak pakai. Jangan buang obat sembarangan, terutama jenis antibiotik atau hormon, karena dapat mencemari lingkungan. Hancurkan terlebih dahulu atau konsultasikan cara pembuangannya ke apotek atau layanan kesehatan resmi.
Jangan lupa pula untuk selalu membaca label kemasan setiap kali membeli obat baru. Di sana biasanya tercantum cara penyimpanan yang disarankan oleh pabrikan. Bila ada yang membuat bingung, tanyakan langsung kepada tenaga kesehatan agar tidak salah langkah.
Kapan Harus Mengganti Obat?
Kadang, meski belum kedaluwarsa, obat bisa berubah bentuk atau bau. Jika kamu menemukan perubahan pada warna, rasa, atau tekstur obat, segera hentikan penggunaannya. Obat yang berubah bisa menandakan telah terkontaminasi atau rusak karena faktor lingkungan.
Jika kamu membutuhkan pengganti obat, sebaiknya jangan asal beli di tempat yang tidak jelas. Pastikan membeli di apotek resmi yang terjamin kualitas dan keamanannya.
Belanja dan Cari Apotek Terdekat Kini Lebih Mudah di Halodoc Store
Kini, kamu tidak perlu repot mencari apotek secara manual atau khawatir membeli obat palsu. Melalui Halodoc Store, kamu bisa beli obat online dari apotek resmi terdekat dengan mudah, cepat, dan aman.
Kelebihan Beli Obat di Halodoc Store
- Terjamin Asli dan Legal
Semua obat di Halodoc Store berasal dari apotek yang sudah terverifikasi dan berizin resmi, sehingga kualitas serta keasliannya terjamin. - Cari Apotek Terdekat Otomatis
Halodoc akan menampilkan apotek terdekat dari lokasimu secara otomatis, sehingga kamu bisa mendapatkan obat lebih cepat tanpa perlu keluar rumah. - Pengiriman Cepat dan Praktis
Setelah melakukan pemesanan, obat akan segera dikirim langsung ke alamatmu. Beberapa lokasi bahkan mendukung pengiriman dalam hitungan jam. - Konsultasi Langsung dengan Dokter
Jika kamu ragu mengenai dosis atau jenis obat yang tepat, kamu bisa langsung berkonsultasi dengan dokter di aplikasi Halodoc sebelum membeli.
Cara Pesan Obat di Halodoc Store
- Buka aplikasi Halodoc atau kunjungi halodoc.com.
- Pilih menu “Toko Kesehatan” atau “Halodoc Store.”
- Ketik nama obat yang kamu cari, lalu pilih apotek terdekat dari lokasimu.
- Masukkan ke keranjang dan lakukan pembayaran dengan metode yang kamu pilih.
- Tunggu obat diantar ke rumahmu. Mudah, cepat, dan tanpa antre!
Dengan Halodoc Store, kamu tidak hanya mendapatkan obat yang berkualitas, tapi juga pengalaman berbelanja yang aman dan efisien. Jadi, kalau kamu butuh obat baru atau ingin mengganti yang sudah rusak, beli saja di Halodoc Store, praktis, terpercaya, dan langsung dari apotek resmi.
Tinggalkan Balasan