• Beranda
  • Lifestyle
    • Travelling
    • Kuliner
    • Fashion
  • Bisnis
  • Teknologi
  • Properti

Warna Kota

Lifestyle, Teknologi, dan Properti

Beranda » Pendidikan » Rahmad Azazi Rhomantoro: Menyalakan Cahaya Pendidikan Marjinal Lewat Seni
Pendidikan

Rahmad Azazi Rhomantoro: Menyalakan Cahaya Pendidikan Marjinal Lewat Seni

24 Agustus 2025 Leave a Comment

Di sebuah sudut Kalimantan Timur, tepatnya di Samarinda, ada seorang pemuda yang meyakini bahwa seni bukan sekadar hiburan. Bagi Rahmad Azazi Rhomantoro, seni adalah bahasa universal yang mampu menembus batas sosial, ekonomi, bahkan pendidikan. Ia percaya, dari alunan musik, lantunan sajak, hingga panggung teater, ada cahaya yang bisa menuntun anak-anak marjinal menemukan jati diri sekaligus harapan baru. Cahaya itu kini menyala terang lewat gerakan yang ia sebut Pendidikan Marjinal Berbasis Seni.

Daftar Isi tampilkan
Awal Perjalanan dari Keluarga Pendidik dan Seniman
Dari Sanggar ke Yayasan
Seni sebagai Jalan Pendidikan
Menyentuh Komunitas Marjinal
Jejak di Dunia Pertunjukan
Dunia Akademik dan Teori Baru
Tantangan yang Dihadapi
Pengakuan dan Apresiasi
Suara Anak-Anak Marjinal
Warisan untuk Masa Depan
Penutup

Awal Perjalanan dari Keluarga Pendidik dan Seniman

Rahmad Azazi Rhomantoro
Sumber: Google

Azazi lahir pada 26 Februari 1994 di Balikpapan, sebagai anak bungsu dari lima bersaudara. Darah seni dan pendidikan sudah mengalir sejak kecil. Sang ayah pernah menjabat sebagai Kepala Taman Budaya Kalimantan Timur, sementara ibunya dikenal sebagai pendidik. Lingkungan rumahnya kerap dipenuhi diskusi soal budaya dan pentingnya menyalurkan ilmu. Dari sinilah benih cinta Azazi terhadap seni tumbuh.

Di masa remaja, ia bersekolah di MAN 2 Samarinda. Di sana ia menemukan panggung yang lebih luas. Teater, musik, dan puisi menjadi rumah kedua baginya. Ia aktif berkarya dan membentuk jaringan dengan rekan-rekan yang sama-sama percaya pada kekuatan seni. Pada tahun 2014, semangat itu diwujudkan dalam pendirian Sanggar Seni Perintis (Sasentis). Sanggar ini menjadi wadah bagi anak-anak muda untuk mengekspresikan bakat mereka, sekaligus melahirkan beragam pertunjukan di tingkat lokal hingga nasional.

Dari Sanggar ke Yayasan

Tahun 2017 menjadi titik balik. Azazi mendirikan Tirtonegoro Foundation, sebuah yayasan yang tidak hanya bergerak di bidang seni, tetapi juga pendidikan, budaya, hingga pemberdayaan UMKM. Visi besarnya sederhana namun mendalam: menjadikan seni sebagai jalan untuk membuka akses pendidikan bagi semua kalangan, termasuk mereka yang selama ini dipandang sebelah mata.

Lewat yayasan ini, ia merancang berbagai program yang menjembatani anak-anak marjinal dengan ruang kreatif. Mereka diajak mengenal musik tradisional seperti sape dan gambus, berlatih teater, hingga menulis puisi. Bagi Azazi, proses ini bukan hanya soal melahirkan karya, melainkan soal membangun karakter, rasa percaya diri, dan semangat untuk terus belajar.

Seni sebagai Jalan Pendidikan

Rahmad Azazi Rhomantoro Menyalakan Cahaya Pendidikan Marjinal Lewat Seni
Sumber: Google

Banyak yang bertanya, bagaimana seni bisa membantu pendidikan? Azazi memiliki jawabannya. Menurutnya, seni mampu merangkul anak-anak yang kerap merasa terpinggirkan dari sistem pendidikan formal. Ada anak-anak yang minder karena keterbatasan ekonomi, ada yang merasa tidak punya tempat di sekolah. Namun, ketika mereka diberi panggung untuk bernyanyi, memainkan alat musik, atau menulis naskah, kepercayaan diri mereka tumbuh.

“Seni itu bahasa jiwa. Ia tidak menuntut kamu pintar berhitung atau menguasai rumus, tapi ia mengajarkan kejujuran dalam ekspresi. Dari sanalah anak-anak belajar tentang diri mereka sendiri,” ujarnya dalam sebuah wawancara.

Menyentuh Komunitas Marjinal

Program Pendidikan Marjinal Berbasis Seni membawa Azazi masuk ke gang-gang kecil Samarinda. Ia mendatangi komunitas yang selama ini jauh dari akses pendidikan. Awalnya, masyarakat setempat ragu. Mereka menganggap seni tidak lebih dari hiburan yang tidak memberi manfaat nyata. Namun Azazi membuktikan sebaliknya.

Dalam sebuah kesempatan, ia menghadapi penolakan ketika ingin menggelar pertunjukan di salah satu kampung. Alih-alih menyerah, Azazi mengeluarkan alat musik sape. Dengan lembut ia memetik dawai, menciptakan melodi khas Kalimantan. Perlahan, kerumunan yang awalnya cuek mulai mendekat, bahkan ikut bernyanyi. Dari situ, pintu hati terbuka. Seni menjadi jembatan komunikasi yang lebih kuat dari kata-kata.

Jejak di Dunia Pertunjukan

Sejak aktif berkarya, Azazi telah terlibat dalam lebih dari 28 pertunjukan. Ia tampil sebagai sutradara, aktor, sekaligus penulis naskah. Karyanya seperti Butir-Butir Emas, Kartini Berdarah, hingga pementasan di Taman Budaya Solo mendapat apresiasi luas. Ia juga tampil di berbagai festival internasional, termasuk South Borneo Art Festival dan Lanjong Art Festival. Semua itu memperkaya pengalamannya dalam menggunakan seni sebagai medium perubahan.

Selain teater, ia juga seorang pemusik serbabisa. Dari sape, gambus, tambur, hingga keyboard, hampir semua alat musik mampu ia mainkan. Baginya, setiap nada memiliki cerita, dan setiap cerita bisa menjadi penguat bagi orang lain.

Dunia Akademik dan Teori Baru

Rahmad Azazi Rhomantoro Menyalakan Cahaya Pendidikan Marjinal Lewat Seni
Sumber: Google

Tidak hanya di panggung seni, kiprah Azazi juga mengakar kuat di dunia akademik. Ia menempuh pendidikan tinggi di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan berhasil meraih gelar doktor di bidang Manajemen Pendidikan Islam dengan predikat terbaik. Ia bahkan menciptakan sebuah model teori Public Relations Islami bernama I-REACE yang kini banyak menjadi rujukan.

Kini, ia aktif mengajar sebagai dosen di UINSI Samarinda. Perannya sebagai akademisi semakin memperkuat fondasi gerakannya: bahwa seni dan pendidikan adalah dua sisi mata uang yang saling melengkapi.

Tantangan yang Dihadapi

Tidak mudah menyalakan cahaya di tengah keraguan. Azazi pernah dicibir karena dianggap terlalu utopis. Ada yang menilai pendekatannya tidak realistis, karena seni sering dipandang hanya sebagai hiburan. Tetapi ia memilih bertahan. “Kalau kita menyerah hanya karena pandangan orang, maka tidak akan ada perubahan,” katanya.

Ia juga menghadapi keterbatasan dana. Menggerakkan program untuk anak-anak marjinal tidak selalu mendapat dukungan finansial. Namun, kreativitas menjadi kuncinya. Ia sering mengandalkan kolaborasi, baik dengan pemerintah, komunitas, maupun sektor swasta.

Pengakuan dan Apresiasi

Kerja keras itu tidak sia-sia. Pada 2020, ia masuk tiga besar nasional sebagai Pemuda Pelopor di bidang Agama, Sosial, dan Budaya. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan DPRD pun beberapa kali menobatkannya sebagai Tokoh Pemuda Berprestasi dalam bidang Kesenian dan Kebudayaan.

Puncaknya, Rahmad Azazi Rhomantoro dinobatkan sebagai penerima SATU Indonesia Awards dari Astra di bidang Pendidikan. Penghargaan ini menjadi pengakuan bahwa apa yang ia lakukan bukan sekadar idealisme, tetapi sebuah terobosan nyata dalam memajukan pendidikan bagi kaum marjinal.

Suara Anak-Anak Marjinal

Apa yang paling membahagiakan bagi Azazi bukanlah deretan penghargaan itu, melainkan perubahan nyata yang ia lihat di mata anak-anak binaannya. Ia bercerita tentang seorang anak pemulung yang dulu pemalu dan jarang berbicara. Setelah ikut latihan teater, anak itu berani tampil di depan umum, bahkan kini bercita-cita menjadi guru. Ada juga remaja putus sekolah yang menemukan kembali semangat belajar setelah bergabung dengan kegiatan musik.

“Mereka adalah alasan saya terus berjalan,” tutur Azazi. “Setiap senyum, setiap mimpi yang lahir dari anak-anak itu adalah energi yang tak ternilai.”

Warisan untuk Masa Depan

Rahmad Azazi Rhomantoro Menyalakan Cahaya Pendidikan Marjinal Lewat Seni
Ilustrasi dari Freepik

Melihat rekam jejaknya, jelas bahwa apa yang dibangun Azazi bukan sekadar proyek jangka pendek. Ia tengah menanamkan sebuah warisan: kesadaran bahwa pendidikan bisa hadir dalam banyak bentuk, dan seni adalah salah satunya. Dalam konteks bangsa yang beragam, metode ini sangat relevan, karena seni mampu merangkul perbedaan sekaligus memperkuat identitas budaya.

Di masa depan, ia bermimpi mendirikan sebuah pusat pendidikan seni terpadu yang bisa diakses oleh siapa saja, terutama mereka yang berasal dari keluarga tidak mampu. Ia ingin memastikan tidak ada lagi anak yang kehilangan kesempatan belajar hanya karena keterbatasan ekonomi.

Penutup

Di tangan Rahmad Azazi Rhomantoro, seni telah menjelma menjadi obor yang menyalakan jalan anak-anak marjinal. Dari gang kecil di Samarinda hingga panggung internasional, dari kelas kuliah hingga ruang komunitas, ia menunjukkan bahwa pendidikan bukan hanya tentang angka di rapor, tetapi juga tentang keberanian, ekspresi, dan harapan.

Ketika banyak orang melihat seni sebagai hiburan semata, Azazi membuktikan bahwa seni bisa menjadi jantung pendidikan yang memanusiakan manusia. Dan dengan pengakuannya sebagai penerima SATU Indonesia Awards di bidang Pendidikan, kisah ini bukan hanya miliknya, tetapi juga inspirasi bagi kita semua untuk percaya bahwa perubahan bisa lahir dari harmoni nada, kata, dan karya.

Referensi:
https://kaltimkece.id/rupa/sosok/yang-muda-yang-berkarya
https://www.aisyahdian.com/2023/09/rahmad-azazi-rhomantoro.html
https://www.uinsi.ac.id/2023/12/13/azazi-alumnus-uinsi-yang-jadi-lulusan-doktor-terbaik-uin-maliki/
https://www.prokal.co/kalimantan-timur/1773955926/ngobrol-santai-dengan-rahmad-azazi-rhomantoro-doktor-muda-ciptakan-model-pr-islami
https://wadahkata.id/meneladani-azazi-dari-seni-orbitkan-prestasi-kaum-marjinal-samarinda/

You might also enjoy

Kunci Percaya Diri Berkomunikasi Global Bersama EF EFEKTA English for AdultsKunci Percaya Diri Berkomunikasi Global Bersama EF EFEKTA English for Adults
sekolah SMA swasta terbaik di JakartaDaftar Sekolah SMA Swasta Terbaik di Jakarta dan Berprestasi
Keunggulan Kuliah Doktor Manajemen & Kewirausahaan di Universitas Prasetiya MulyaKeunggulan Kuliah Doktor Manajemen & Kewirausahaan di Universitas Prasetiya Mulya
Previous:
ONELUXE: Destinasi Eksklusif Pecinta Jam Tangan Rolex Original
Next:
Kunci Percaya Diri Berkomunikasi Global Bersama EF EFEKTA English for Adults

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Partner

Galih Family

Categories

  • Beauty
  • Bisnis
  • Dakwah
  • Desain
  • Digital Marketing
  • Fashion
  • Finansial
  • Karir
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Lifestyle
  • Otomotif
  • Pendidikan
  • Properti
  • Teknologi
  • Travelling
  • Uncategorized

Komunitas

Seedbacklink
Logo Komunitas BRT Network
  • About
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Privacy Policy
  • Sitemap
  • Terms Of Services
Design by SkyandStars.co
Back Top

Copyright © 2025 Warna Kota