Surabaya (warnakota.com) – Kota Surabaya memiliki banyak pasar tradisional yang tersebar di berbagai sudut kota, namun tidak semua pasar di Surabaya yang memiliki cerita unik tersendiri.
Seperti halnya pasar tradisional Wonokromo, di pasar tersebut kini berubah menjadi sebuah pasar modern yang dilengkapi dengan sebuah mall tepat diatas lantai dari pasar tradisional Wonokromo. Mall tersebut bernama Darmo Trade Center (DTC) Mall.
Namun jauh sebelum menjadi sebuah mall, pasar tradisional Wonokromo sudah menjadi legenda tersendiri bagi kota Surabaya, lantaran tempat tersebut sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda. Bahkan di era kemerdekaan, pasar Wonokromo berkali – kali mengalami kebakaran. Hingga puncaknya pada suatu peristiwa kebakaran hebat di era awal tahun 2000an, pasar tradisional Wonokromo sempat di pindahkan untuk sementara waktu di sebuah lahan kosong kawasan Ketintang, yang kini lahan kosong tersebut telah menjadi pusat perbelanjaan modern yang bernama Royal Plaza Mall.
Sementara di lahan bekas pasar Wonokromo yang terbakar, pada akhirnya dibangun menjadi pasar modern bernama Darmo Trade Center (DTC) Mall yang kini tiap harinya selalu ramai di kunjungi banyak warga Surabaya maupun dari kota lain.
Sementara itu, kini seiring dengan “pedasnya” harga cabe yang melambung tinggi harganya dari hari biasanya, berpengaruh pula terhadap pengunjung pasar tradisonal Wonokromo. Pasalnya, harganya naik 200 persen dari harga biasanya, sehingga pembeli cabe memilih mengurangi jumlah pembelian maupun mengurungkan niatnya untuk membeli.
Terkait hal itu di rasakan pula oleh para pedagang cabe di pasar ini, “Harga cabe rawit saat ini mencapai Rp90.000,-/kg, padahal sebelumnya harga normalnya cuma Rp30.000,-/kg. Cabe rawit yang dijual dengan harga Rp90.000,-/kg itupun kualitasnya tidak sebagus tahun-tahun lalu”, ungkap Hermin, salah satu pedagang di pasar tradisional Wonokromo.
Menanggapi semakin mahalnya harga cabe di pasar tradisional Wonokromo, Aru Armando Kepala Kantor Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) Surabaya mengatakan pihaknya tidak yakin mahalnya harga cabe akibat permainan tengkulak.
“KPPU Surabaya melakukan pemeriksaan dari sisi pasokan, serta memastikan jika dalam waktu dekat akan ada panen raya cabe di Kediri yang dapat menstabilkan harga”, ujarnya. (adp)